Jumat, 09 Maret 2018

GURUKU PAHLAWANKU,,BAGAIMANA NASIBMU NANTI..??

Guru adalah pejuang,,Guru adalah pahlawan dan Guru adalah penyelamat,,yang tanpa lelah selalu membagi ilmu untuk kita,,yang tanpa pamrih mendidik dengan segala kemampuan yang ada dan selalu memberi tanpa harus diminta sehingga disanalah semua rasa kasih seorang guru dapat kita rasakan tercurah seakan tiada henti.
Tanpa kita sadari dan tak bisa kita pungkiri,,berawal dari mereka kita berani,,berani melangkahkan kaki pergi kesekolah,,karena mereka kita bisa selalu bangun pagi dan karena mereka kita biasakan untuk mandiri.
Mungkin kita lupa tatkala pertama kali bertemu dengan guru?? Gugupnya minta ampun.
Mungkin juga kita lupa bagaimana awal kita memandang dan dipandang oleh guru?? Takutnya bukan kepalang.
Namun berkat indahnya kasih sayang dan indahnya pengabdian mereka,,rasa gugup dan rasa takut menjadi rasa rindu yang selalu ingin bertemu.Mereka ajarkan cara,,mereka ajarkan adab dan mereka ajarkan untuk selalu taat dengan aturan sekolah yang ada.
Tahun 1993..Masih ingatkah??? Ketika masuk kelas dan belajar pertama di Sekolah Dasar (SD),,disitulah nyali hilang dan tubuh seakan patung yang tak bisa apa-apa,,jangankan untuk bersuara,,bergerak pun takut tak terkira.
Dan masih ingatkah?? Pelajaran pertamanya?? Bukan berhitung atau Menulis,,Tapi perkenalan..
Saat guru menyuruh untuk tegak berdiri dan memperkenalkan nama,,bibir terasa terkunci rapat,,tubuh gemetar bahkan ada yang tak kuat dan terkencing dicelana bahkan juga ada yang menangis.Namun seorang guru tak pernah kehabisan akal,,selalu bisa dan ada saja cara untuk membujuk kita agar bisa tersenyum kembali.
Lalu pelajaran apa setelah perkenalan?? Tetaplah bukan berhitung atau membaca tetapi bernyanyi.. Saat itu kita tak pernah tau alasan seorang guru mengajarkan kita menyanyi terlebih dahulu?? Bukan berhitung atau membaca,,kini kita pasti semua tau jawabannya hanya agar kita bisa menghilangkan rasa gugup,,takut dan siap untuk berbicara.
Itulah cara seorang guru pertama kali mendidik kita waktu pertama masuk Sekolah Dasar.
Namun seiring waktu berlalu,,karakter setiap murid telah mereka tau dan pahami,,namun dengan ketabahan dan kesabaran mereka,,apapun bentuk karakter murid mereka tetap melakukan yang terbaik.
Setelah Enam tahun duduk dibangku Sekolah Dasar,,Dengan berat hati dan rasa sesal bersatu dengan linangan airmata.Tak terasa begitu cepat waktu berlalu,,kenakalan ataupun kebohongan yang pernah dilakukan kini tinggal kenangan.
Meski dipukul dengan mistar,,dicubit atau ditarik telinga hingga dijemur dilapangan itu adalah kisah yang masih membekas dan takkan terlepas namun tak sedikit pun tersimpan dendam,,semuanya bahagia meski berselimut airmata karna perpisahan sementara dan bersiap untuk melanjutkan pendidikan ke yang lebih tinggi.
Setelah lulus dari SD,,Mungkin banyak yang berpendapat aku bebas,,bebas dari guru bengis (Beringas) atau Masih rindu sosok guru baik (idola) namun kembali lagi kita tak sadar bahwa SLTP (SMP) Telah siap menantang.
Orang-orang semakin ramai tak saling mengenal dan bahasa pun mulai berbeda-beda.
Masuk kelas pertama pun hampir mirip ketika masuk SD,,hanya saja keberanian yang dulu pernah diajarkan kini bisa diterapkan di bangku kelas menengah pertama.
Sudah sangat jelas apa yg kita dapat dari seorang guru yaitu keberanian,,tak lagi gemetar apalagi harus menangis ketika memperkenalkan nama.
Tapi guru selalu punya cara untuk membuat siswa-siswi nya agar bisa beradaptasi dengan lingkungan baru,,menyanyi dan bercerita seolah menjadi awal dari sebuah pertemuan atau awal dari sebuah pembelajaran yang biasanya diselenggarakan didalam kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) yang dibantu oleh Organisasi Siswa (Osis) dari kakak-kakak kelas.
Di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP/SMP) inilah mulai jelas terlihat mana siswa-siswi yang berprestasi dan mana siswa-siswi yang tidak bahkan mana siswa-siswi yang nakal dan tak berakhlak.
Waktu Tiga tahun bukanlah waktu yang lama,,hanya sepintas jika belajar yang giat dan tak mengikuti arus lingkungan yang ada,,tak mengenal segala sesuatu yang hanya merusak pendidikan dan merusak citra sekolah.
SMP bisa kita lewati dengan prestasi yang membanggakan orang tua.
Orang Tua akan bahagia apabila yang mereka perjuangkan selama ini lulus dengan hasil yang memuaskan dan bisa mewujudkan apa yang telah dicita-citakan.
Kita juga akan bangga dengan hasil dari apa yang kita pelajari selama ini,,tugas-tugas sekolah yang kita tekuni dan ilmu-ilmu yang kita harapkan dapat dimiliki.
Hingga tak sadar,,dihati berkata SELAMAT TINGGAL SMP,,SELAMAT DATANG SMA
SMA adalah masa-masa yang paling penuh cerita dan penuh kisah (kata orang) karena saya orang yang merugi kala itu.
Disinilah telah faham semuanya dengan aturan-aturan sekolah,,disinilah keberian selalu ada dan disinilah kadang kisah cinta mulai terukir..Semua siswa-siswi sudah hampir seperti muda-mudi dan hampir menyamai para guru,,dari kerapian,,tinggi badan bahkan keberanian pun mulai terpupuk bersama mental yang makin menakutkan..
Tapi dulu siswa-siswi baik SD,,SMP hingga SMA selalu patuh dan hormat terhadap para guru,,jangankan untuk membalas bentak dimarahi pun diam dan tertunduk.
Dulu,,Sekeras-kerasnya seorang guru kepada kita,,kita takkan pernah melawan apalagi harus melapor ke orang tua,,karena kalau pun melapor ke orang tua,,bukanlah bantuan yang akan kita dapatkan tapi akan mendapat tambahan hukuman.
Namun dengan berubahnya zaman,,kini para guru tak ubah seorang aktris dan artis dalam film,,hanya berperan saja dan menjalankan skenario yang tak tentu arah dan jalan cerita.
Para guru tak bisa berbuat banyak lagi terhadap para siswa-siswi,,karena ketakutan akan undang-undang yang seolah dituhankan oleh orang-orang yang berlimpah harta dan jabatan.
Seorang guru kini hanya mendidik dengan ilmu saja tak ada lebihnya lagi,,tak bisa mencubit,,tak bisa memukul dan tak bisa menjemur siswa-siswi dilapangan walaupun sebenarnya itu adalah cara mereka untuk memberi efek jera terhadap siswa-siswi,,terlebih lagi sang wali murid pun kini yang lebih berani memarahi guru bahkan melaporkan guru ke polisi jika seorang guru mencoba melakukan kekerasan pada anaknya.
Dengan begitu,,kini siswa-siswi tak ada lagi takut-takutnya kepada guru hingga hilang rasa menghargai dan rasa hormat terhadap guru bahkan mirisnya lagi baik wali murid ataupun sang murid sudah berani menganiaya sang guru.
Mungkin kita sering melihat di TV,,Mendengar di RADIO atau membaca di KORAN-KORAN berita hal-hal seperti ini..
Entahlah bagaimana Guru-Guru kedepannya?? Meski tak mengalami namun pasti ikut mengalami rasa Ketakutan dan Trauma.
Dari hari ke hari semakin bermunculan berita penganiayaan murid terhadap sang guru,,baik dilakukan perseorangan sampai pengeroyokan,,dari seorang guru biasa hingga kepala sekolah pun pernah di aniaya oleh sang murid.
Dan yang lebih mengerikan dan menakutkan,,penganiayaan murid yang menewaskan seorang guru kesenian yang masih honor.
Ini terjadi februari 2018 kemarin di salah satu sekolah SMA Didaerah Sampang Madura
Ahmad Budi Cahyono,,inilah seorang guru muda yang korban meninggal dunia karena di pukul oleh muridnya sendiri hanya karena teguran kecil dan colekan kapur,,karena saat itu sang murid sedang tertidur di dalam ruangan kelas.
Wahai Guruku..
Engkau tak ubah seperti mentari penerang hariku..
Engkau laksana rembulan pencerah malamku..
Dan Engkau laksana Pelangi yang memberi keindahan dihidupku..
Terima kasih atas semua yang telah engkau berikan..
Terima kasih atas segala yang engkau ajarkan..
Dan Terima kasih atas segala teguran dan hukuman yang pernah engkau timpakan kepadaku..
Engkau memberikan ilmu dan kehebatan..
Engkau mengajarkan disiplin dan keberanian..
Dengan hukumanmu aku mengerti arti dari sebuah tanggung jawab..
Atas teguranmu aku mengerti arti dusta adalah dosa..
Semoga yang maha kuasa membalas semua itu dengan berlipat ganda pahala
Dan semoga surga menjadi hadiah yang benar-benar pantas engkau terima..
Aamiin...


Penulis


Sueb Margule

Tidak ada komentar:

Posting Komentar